in the mood", Rabu, Desember 20, 2006

manusia yang (sangat) dimanusiakan

category: sirik, ngomel, dan "jetlag dari leiden" :-p

***

Aku baru dengar dari teman satu lab; salah satu dosen di sini sedang mencari tenaga utk memeriksa sample pasien dg PCR (kami kerja di satu institute bagian dr RS, yg melayani berbagai macam analisa yg diperlukan oleh pasien). Tenaga diperlukan utk "jaga" waktu weekend, kalau2 ada sample yg harus diperiksa. So, the person in charge should be around Zurich always during the whole weekend of her duty. Sebenarnya sih nggak seharian penuh krn mereka bisa telpon jam 2 siang utk tanya ada sample apa nggak. Tapi ya this person nggak bisa bikin rencana macam2 selama weekend itu, apalagi ke luar kota, krn bisa sewaktu2 dipanggil.

Well, singkatnya, yg bikin shock ini bayarannya. Kalau ada sample yg harus dikerjakan, bakal butuh waktu kira2 2 jam, dan that person bakal dibayar 150CHF (Rp. 1.100.000)! Kalau ternyata perlu 2 kali analisa, so lebih dari 2 jam, bakal dibayar 250CHF. Ok lah, ini Swiss, standard gaji emang tinggi (sekaleee!). Tapi, kalau seandainya nggak ada sample sama sekali yg harus dikerjakan, that person bakal tetap dibayar, 50CHF (Rp. 366.000) sbg kompensasi krn weekend tsb dia nggak bisa ke mana2!! Dibayar (mahal) krn jatah hari liburnya "terganggu".... Gubrakkk!!! Dg tawaran yg bikin mata ijo inipun, sebagian besar memilih pikir2 dan bahkan menolak krn...... itu kan weekend...... Gubrakk brakk!!

Swiss emang negara kaya (sekalee... buangett...). Di sini, tiap orang bisa ambil S3, nggak perlu susah2... malah mereka heran kalau diceritain ada orang yg harus berjuang dulu, ditolak sana sini, sebelum bisa dapat posisi PhD. Dalam riset maupun dalam kehidupan sehari2, rasanya duit tidak pernah jadi barang susah. Mungkin karena itu juga ya, teman2 labku kelihatan sangat tidak nyaman kalau kita ngobrol soal2 lain, di luar soal hiking, skiing, going out, dan keluhan2 ttg hal2 yg sama sekali gak perlu dikeluhkan di lab kita.
Kalau aku cerita tentang seorang teman yg terpaksa bermasalah dg suaminya krn pendidikan si perempuan yg lebih tinggi, tentang teman yg memilih bekerja daripada mengambil libur krn mengejar satu target, tentang tidak mudahnya membangun kehidupan sosial di tempat baru, dsb. "It seems it's another world," they said. Well, that's true, it is indeed a different life for them.

This is a very very rich country, and I feel poor here...

gersang banget ... kagak ada warna2-nya :-(