in the mood", Senin, April 14, 2008

Bising dan Undur

Banyak orang berebut berbicara, terburu-buru berbicara - sibuk memaksakan eksistensinya sampai tidak sempat untuk benar-benar mendengarkan. Kata-kata jadi lebih penting dari perbuatan. Ide-ide ideal dipakai untuk membedakan, melabeli diri lebih baik dan yang berbeda sebaliknya.

Bicara seolah syarat mutlak untuk diketahui. Hm.. sebenarnya mungkin masih bagus (apa iya?). Kita terbiasa membagi orang-orang menjadi dua. Mereka yang terlalu peduli pada penampilan - barang-barang bermerk, hidup yang kelihatan "mapan". Dan mereka yang katanya lebih peduli pada isi otak - maksudnya pengetahuan, tentu plus kepandaian berbicara. Kita kadang lupa, kedua-duanya bisa dipakai sebagai alat, sekedar alat, untuk dengan selfish menciptakan image.


Aku rindu teman-temanku, yang pikirannya bermain merambah ke mana-mana - namun ini membuat mereka mampu melihat yang melampaui, bukan sekedar membedakan, tapi justru makin mengerti dan memperluas hati. Orang-orang yang bisa merasa resah ketika berbicara tentang kondisi yang tidak ideal, bukan karena hal itu bertentangan dengan ide indah yang ada di kepala, tapi karena dalam banyak hal kita lebih beruntung, oleh karena itu kita tidak bisa benar-benar merasakan pengalaman orang lain. Bukankah sering kita menilai sesuatu hal dari jarak yang sangat jauh, karena kita tidak berani keluar dari zona kenyamanan kita?
Aku rindu orang-orang yang tidak suka mencaci, yang tidak suka mengeluh, yang merasa harus ikut ambil bagian dan tidak sekedar mengomel. Aku rindu orang-orang yang bekerja, yang terus mengusahakan sesuatu untuk masa yang jauh ke depan, sekalipun kebanyakan orang mencibir dan mengatakan mimpi-mimpi tsb tinggal wacana karena terlalu muluk.


Aku benar-benar rindu pada sahabat-sahabatku, yang mendengar dalam diam, yang mampu mendengar ketika seseorang berdiam.

***


Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

~ Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono


* sudah lama banget nyari2 musikalisasi puisi2 Sapardi ... nemu satu di youtube :-) bikin hati jadi teduh mendengarkannya :-) ... hujan bulan juni ... aku kagum dengan orang2 yang sudah merasa cukup ...


4 Comments:

At Sel Apr 15, 05:09:00 AM GMT+2, Anonymous Anonim said...

puisi yang ini... ya sangat menyentuh...

oooh.....

 
At Sel Apr 15, 07:18:00 PM GMT+2, Blogger peregrin said...

;-)

 
At Min Mei 18, 04:59:00 PM GMT+2, Blogger nanto said...

koleksi lengkapnya dapat dibeli dalam cd dua gadis deh. udah dapet?

 
At Min Mei 18, 05:07:00 PM GMT+2, Blogger peregrin said...

Wah belum punya saya. Thanks infonya ya :) ntar saya cari cd-nya pas pulang indo.

 

Posting Komentar

<< Home