in the mood", Selasa, Mei 20, 2008

Tentang pertemanan

Sedekat apakah kau padaku?
Sejarak puja-puji mesra
pertemuan-pertemuan rutin di waktu luang
cipika-cipiki dan tukar berita
yang lewat waktu segera terlupa

Sedekat apakah kau padaku?
Serangkum hati yang sama gelisah
bercakap-cakap tentang hidup dan pelacuran
bukan sekedar lomba berkicau, kawan
namun dalam sunyi mempertemukan nalar

Sedekat apakah kau padaku?
Selagak pemberian yang tak disangka-sangka
kehadiran yang tidak meminta
sekalipun jarak dan waktu memisah
selalu tersyukuri sebagai berkat

Sedekat apakah kau padaku?
Serentang waktu yang tak kembali
masa lalu yang mengikat
dan kenangan manis yang dirindukan
menjamin hati yang terbuka kembali menerima
jika kita tidak berubah, kuharap tidak

Sedekat apakah kau padaku?

***

(Zurich, 20 Mei 2008)

5 Comments:

At Rab Mei 28, 11:07:00 PM GMT+2, Anonymous Anonim said...

tapi terkadang masa lalu dan kenangan manis menjadi satu-satunya ikatan diantara 2 orang teman yang sudah terpisah jauh (dan bukan dalam makna fisikal).
itu juga sangat menyedihkan.
makes you wonder, 'what if..'

rat, eh weekend ini ketemuan yuk! udah lama gak ketemu. tadi ketemu si okta, dia udah agak santai sekarang. nanti kapan2 kita bertiga lunch bareng yuk :)

 
At Rab Mei 28, 11:20:00 PM GMT+2, Anonymous Anonim said...

but sometimes there are friends, who after miles and years of separation, met us again and made us feel as if no time has passed since we were together.
the same kind of friends with whom we could quietly sit next to each other, and when we left, felt that we have had the greatest conversation.
What a blessing when we have such friends, and our lives are so much richer because of them.

-- cuma sepertinya, friendship yang begitu itu sudah melalui the rigorous test of time, dan dimulai dari kemurnian hati. that's why a lot of great friendships were forged when we were young. perasaanku, tambah tua, tambah cynical saja (*point to self) --
:)

 
At Sel Jun 03, 01:53:00 AM GMT+2, Blogger peregrin said...

@anonim: ayuk :) ... sorry ya aku baru lihat komennya skr :(

@anonim: iya banyak yg bilang, teman yg paling tulus itu teman2 masa SMP-SMA ... tp menurutku ga selalu begitu kok, biar kita udah tua tetap bisa dapat sahabat2 yg benar2 tulus dan care ... mungkin cuma lebih butuh waktu saja, krn kitanya sendiri kan dah banyak kepahitan juga (nunjuk ke diri sendiri :)) hehe...

 
At Rab Jun 11, 10:38:00 AM GMT+2, Anonymous Anonim said...

Hi Ratna,

tentang pertemanan yah.... gimana kalo dirasakan aja? aku juga bingung jawabnya... am i ever friend to him/her? is s/he ever friend to me? kadang jarak memisahkan, tanpa kata tanpa berita for some time, yet tapi jika bertemu lagi, seolah tak pernah ada yang terputus. aku rasa, perkawanan adalah sebuah ketulusan. saat tulus mengasihi, tulus membantu, tulus mengingatkan, tulus mempedulikan, itulah sebuah perkawanan sejati.

ijul, jkt, eks leidener 2004-2006

 
At Jum Jun 13, 12:07:00 AM GMT+2, Blogger peregrin said...

Setuju banget Jul. Memang ini bukan utk dijawab atau didefinisikan macam2. Memang cuma bisa dirasakan saja.

Aku kangen banget sama suasana dan teman2 di Leiden nih Jul ... sampai sekarang belum ada yg bisa menggantikan :-)

 

Posting Komentar

<< Home